Kembangkan Kampung Anggur

Andika
- Selasa, 25 Februari 2020 | 05:37 WIB
Lurah Plalangan, M Arifin. (suaramerdeka.com / Eko Edi Nuryanto)
Lurah Plalangan, M Arifin. (suaramerdeka.com / Eko Edi Nuryanto)

KELURAHAN Plalangan, Kecamatan Gunungpati, dikenal sebagai kelurahan 'juara’. Tidak sembarangan, kelurahan ini dinobatkan sebagai juara nasional lomba Lingkungan Bersih dan Sehat pada 2018. Predikat juara tersebut, tentu menjadi tantangan bagi Mohammad Arifin, yang bertugas di kelurahan seluas 331,7 hektare itu sejak 13 September 2018.

Diwarisi wilayah dengan predikat juara, membuat lelaki kelahiran Semarang, 27 Januari 1965 tersebut berusaha keras menjaganya. ‘’Sekarang kami diamanahi kecamatan untuk lomba antar kelurahan se-kota. Saat ini masuk nominasi tiga besar. Sudah diverifikasi tim juri, tinggal tunggu hasil,’’ kata lurah yang matang bekerja di kelurahan itu.

Dalam lomba itu yang dinilai tiga aspek yaitu pemerintahan, kemasyarakatan, dan kewilayahan. "Di bidang administrasi bagaimana dalam pelayanan masyarakat, bagaimana memberdayakan masyarakat, serta gerakan warga masyarakat, terutama membuat Plalangan lebih baik, sejahtera, dan maju baik UMKM atau kelompok usaha," jelas lelaki yang 14 tahun menjadi staf Kelurahan Gunungpati sejak 1993.

Lingkungan berpenduduk 3.366 jiwa itu sangat tertata, bersih dan rapi. Kantor kelurahan juga sangat nyaman. Di ruang pelayanan ada arena bermain anak-anak. Sementara di halaman depan disediakan tempat duduk-duduk  yang nyaman dilengkapi wifi gratis.

-

Dari Gunungpati, Arifin sudah berpindah tugas beberapa kali, sebagai Kasi Pembangunan Cepoko tahun 2007, dan sempat 10 tahun di Sadeng dari 2008 hingga 2018. Jabatan terakhirnya di kelurahan tersebut adalah sekretaris lurah. "Dari Sadeng pindah ke Plalangan. Saya terima apa adanya," ujar kepala kelurahan yang membawahi enam RW dan 19 RT itu.

Di Plalangan, dia berusaha menciptakan inovasi, salah satunya menjadikan kelurahan tersebut sebagai destinasi wisata Kampung Anggur. "Sekarang masih dalam tahap perencanaan. Kami bersama warga ingin menjadikan Plalangan sebagai sentra kebun anggur. Untuk beli bibit, RT, RW, dan ketua PKK sepakat menyisihkan uang transport Rp 125.000 untuk beli bibit anggur. Kami pun sudah studi banding di Bantul," kata ayah dari Tika dan Lala itu.

Anggur yang dipilih adalah jenis ninel, anggur merah. ‘’Di Bantul berhasil, dan terkenal, mendatangkan banyak wisatawan. Kami datang pas musim kemarau, bagus sekali, daerahnya jadi hijau dan rindang. Saya yakin di Plalangan akan lebih berhasil karena infrastrukturnya bagus,’’ jelas suami dari Harum.

Ia mengharapkan setiap rumah setidaknya menanam satu bibit anggur. Sementara ini, kampung anggur tersebut, akan dipusatkan di RW III yang memiliki Kampung Tematik Go Green. "Dengan menanam anggur, selain hijau dan teduh, bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Sekarang ini kami masih menunggu musim kering," ujar dia yang terinsipirasi membangun kampung anggur setelah melihat tayangan di chanel youtube.

Anggur itu akan ditanam di sepanjang jalan masuk, dengan dibuatkan kerangka untuk rambatan tanaman yang melengkung di atas jalan. "Jadi nanti jalan kampung akan tertutup tanaman anggur. Lingkungan jadi indah, bersih, teduh, dan produktif," kata lelaki yang tingal di Ungaran Barat itu sambil menambahkan harga bibit tersebut Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Bibit itu dibeli dari Bantul, Kendal, dan Magelang.

Editor: Andika

Terkini

X