SEMARANG, suaramerdeka.com – Prof Dr H Abu Rokhmad MAg mengatakan, kemunduran demokrasi di Indonesia bisa menjadi lebih parah atau bahkan hard landing (turun dengan keras) ketika intoleransi, radikalisme dan politisasi agama makin tidak terkendali. Apalagi masih ada kelompok masyarakat yang terus mempersoalkan Pancasila sebagai dasar negara dan sistem pemerintahannya mau diganti dengan system khilafah.
‘’Keinginan ini merupakan ancaman, baik NKRI dan juga demokrasi,’’ tegasnya dalam pidato pengukuhan Guru Besar Ilmu Sosiologi Hukum Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, di auditorium kampus 3, Jalan Prof Dr Hamka, Ngalian, Semarang, kemarin.
Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq MAg mengatakan, Prof Abu Rokhmad yang menjadi putra menantu ulama kharismatik KH Cholil Bisri (kakak kandung Gus Mus), merupakan guru besar termuda di UIN Walisongo, yaitu 44 tahun. ‘’Dia menjadi profesor pertama di Fakultas Ilmu Sosial Politik dan guru besar ke-28 di UIN Walisongo,’’ katanya.
Upacara pengukuhan berlangsung meriah ditandai dengan suguhan musik religi gending-gending Jawa oleh tim Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) berkolaborasi dengan Romo Aloysius Budi Purnomo Pr yang memainkan saxophone dengan apik dan menarik. Nada-nada itu juga dibarengi tarian sufi oleh dua mahasiswi yang berputar-putar mengikuti alunan gamelan Jawa.
Di akhir acara pembacaan doa dipimpin Ibu Nyai Muhsinah Cholil, istri almaghfurlah KH Cholil Bisri dari Leteh, Rembang. Nyai Muhsinah yang duduk di kursi roda didorong oleh salah satu putranya, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Tutut) Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansir, tak kuasa menitikkan air mata ketika menyalami putra menantunya, Profesor Abu Rokhmad.
Hadir dalam acara itu Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji, mantan Gubernur Jateng Ali Mufiz, Sekretaris MAJT KH Muhyiddin, para rektor PTN/PTS se-Jateng dan lain.