Menurut Khotimahm(36), air sumur tersebut hanya digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci. Untuk keperluan memasak dan minum, Khotimah dan keluarganya mengnsumsi air isi ulang. Warga menyebut air sumur tidak bisa layak dikonsumsi. ‘’Bau besi. Sangat terasa saat sikat gigi dan wudu,’’ ujarnya.
Erini Yuwatini menjelaskan, inspeksi ke lokasi dalam rangka mengidentifikasi limbah B3. ‘’Nanti melalui uji karakteristik dan uji lab, kita dapat data spesifik. Secara visual kita lihat banyak jenis limbah, sludge oil, slag (peleburan) arangnya, sludge Ipal, yang seharusnya diolah, sepertinya langsung dibuang,’’ tuturnya.
Erini mengatakan, pergerakan limbah B3 seharusnya diawasi termasuk perizinan. Berkaitan dengan situasi di Karangdawa, tim Gakkum melakukan penyelidikan tentang asal limbah B3. Adapun hasil pemeriksaan sampel dipekirakan akan diperoleh hasilnya sekitar satu bulan.