Gus Yaqut menjelaskan, karakter keislaman menuntut para kader untuk menebarkan kedamaian, mendakwahkan Islam ahlusunnah wal jamaah yang adem, sejuk, rahmatan lil alamin. “Dan yang penting lagi, istiqomah, mengawal para ulama dan kiai NU,” ucapnya.
Selanjutnya, karakter keindonesian mengharuskan para kader Ansor Banser berada di garis terdepan terhadap semua ancaman bagi keberlangsungan tegak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Gus Yaqut juga menyampaikan, selama ini Ansor dan Banser telah dikenal masyarakat luas, serta disegani oleh kawan maupun lawan disbanding organisasi lain. Ia mengatakan, dengan konsistensi kaderisasi dan konsolidasi saat ini anggota tercatat Ansor Banser telah mencapai 7 juta orang. Dengan jumlah besar itu, lanjut Gus Yaqut, para anggota dan kadernya tetap istiqomah dan tunduk dalam satu komando pimpinan dan para kiai.
“Sebab itulah, dalam konfercab ini juga harus satu komando. Biasakan musyawarah. Kalau ada tiga calon, rembugan siapa yang akan menjadi ketua, sekretaris, dan Kasatkorcab Bansernya. Nggak usahlah voting-voting segala. Rembugan, jadi nanti tidak aka nada yang kecewa, sakit hati karena kalah,” ujar Gus Yaqut.