GUNUNGPATI - Galeri Sentra Batik Warna Alam di Kelurahan Gunungpati, diresmikan Sekda Kota Semarang, Iswar Aminudin, Rabu (4/11). Para perajin batik yang tergabung dalam Kelompok Batik Kampoeng Malon menyatakan, dalam memproduksi batik tersebut menggunakan bahan pewarna yang ramah lingkungan.
Pemilik Salma Batik, Umi Salamah mengungkapkan, para pembatik Kelompok Batik Kampung Malon menggunakan bahan pewarna batik yang terbuat dari bahan alam seperti daun, dan limbah gergaji.
Jika ingin memperoleh warna tertentu digunakan tawas, kapur ataupun tunjung. ”Saya memanfaatkan limbah bubuk gergaji. Dari limbah gergaji itu kemudian diolah menjadi bahan pewarna.
Terkadang saya menggunakan daun dari pohon yang tumbang lalu daunnya direbus,” papar wanita yang akrab disapa Salma Batik di sela-sela Peresmian Pemanfaatan Galeri Sentra Batik Warna Alam. Salma menjelaskan, awalnya dia hanya cobacoba memanfaatkan pewarna dari bahan alam maupun limbah karena penasaran.
Ternyata hasilnya bagus dan awet. Berbagai daun ia gunakan termasuk daun mangga, daun itu direbus kemudian airnya digunakan sebagai bahan celupan. Sebelumnya, jelas Salma, perajin batik di Kampung Malon hanya ada dua yakni Salma Batik dan Batik Zie.