KEBUMEN, suaramerdeka.com - Pesta tahun baru Imlek 2570 telah berakhir di hari ke-15 ditandai dengan perayaan Capgomeh. Menyongsong kehidupan setahun ke depan, komunitas Tionghoa Kebumen utamanya penganut agama Budha melakukan ritual tolak bala di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) atau Kelenteng Kong Hwie Kiong Kebumen, Jumat (22/2).
Ritual yang dipimpin oleh Upasaka Pandeta (UP) Vesaka Murti dari Semarang itu berlangsung sangat hikmat. Selain puja-puja dilakukan di depan altar, ritual dilakukan dengan membakar simbol-simbol berupa macan dan anjing yang berwarna putih dan hitam. Selain itu, simbol-simbol setan atau keburukan juga dibakar di halaman kelenteng.
Dalam ritual yang dikenal dengan Fangsheng itu, mereka melepaskan binatang seperti burung, ikan ke alam bebas. Burung-burung dilepaskan dari dalam sangkar. Sedangkan ikan dilepas di ke Sungai Luk Ulo yang berada persis di sebelah kelenteng. Setelah itu, umat mendapatkan pemberkatan dengan disiram air kembang yang sudah didoakan.
Upasaka Pandeta (UP) Vesaka Murti menjelaskan, ritual yang digelar setiap tahun baru Imlek untuk memohon keselamatan, kelancaran usaha dan tahun ini selalu diberikan kesehatan. Sedangkan pelepasan, pelasan burung dan ikan mengandung makna memberikan kebebasan kepada makhluk hidup.