SOLO - Bisnis properti di Indonesia diprediksi bakal prospektif pada 2019 dan dua tahun atau tiga tahun selanjutnya. Selain karena siklus tiga atau empat tahunan, menurut motivator Tung Desem Waringin, ada beberapa faktor positif yang diperkirkan akan menjadikan bisnis di sektor itu bersinar tahun depan.
Pertama, kata dia, kondisi ekonomi Indonesia yang terus membaik, kemudian ada penurunan bunga bank, sehingga diharapkan mampu mendongkrak daya beli masyarakat, termasuk daya beli di sektor properti.
Kedua, pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol oleh pemerintah yang mendukung mobilitas masyarakat untuk bergerak dalam berbisnis. Ketiga, bonus demografi, di mana tahun depan akan banyak orang kaya baru. Selanjutnya, dalam jangka pendek sebenarnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok adalah faktor negatif bagi perekonomian Bangsa Indonesia dan bangsa lain.
”Namun, dalam jangka panjang justru akan menjadi positif, karena akan memunculkan dorongan pemerintah dan para pelaku bisnis untuk mandiri dan tidak bergantung pada negara lain,” kata Tung Desem sebelum menjadi pembicara dalam seminar dan tenant gathering bertema ”Prospek Ekonomi dan Property 2019” di Solo, baru-baru ini. Tung Desem yang juga pelaku dan pengamat ekonomi itu menampik lesunya bisnis retail, khususnya mal atau pusat perbelanjaan.